Wednesday, April 6, 2011

Gegar Budaya

Saya menyebutnya gegar budaya, ketika saya kesulitan menggunakan kata ganti orang pertama dalam percakapan sehari-hari.

Aku vs Gue
Ya, bingung bilamana saya harus menggunakan kata "Aku" atau "Gue" dalam berinteraksi dengan temen. Untuk percakapan langsung sih praktis ga ada masalah, soalnya saya tau persis siapa yang saya ajak bicara.

Kalau ngobrol dengan temen dari Jakarta ya otomatis saya pake "elu - gue". Nah kalau saya ngobrol dengan temen yang dari jawa ga mungkin juga pake "elu - gue", kesannya sok jadi anak Jakarte bener. hehe.. Saya pasti pakai "aku - kamu" untuk kata ganti orang pertama - kedua yang lazim digunakan oleh meraka.

Gegar budaya ini baru berasa ketika saya berinteraksi dengan temen-temen di situs social network seperti Facebook misalnya, karena disitu sedikitnya ada dua kelompok temen yang berbeda di sini, dari Jawa dan Jakarta.

Oke, contoh kongkritnya ketika saya tulis status di facebook : "Gue lagi bete". Untuk temen dari jakarta sih ya ga ada masalah, soalnya emang sehari-hari mereka juga pake "elu - gue" dalam percakapannya. Tapi kalo status itu dibaca temen dari Jawa mungkin saja saya dikira sok Jakarte.. hehe..

Nah sekarang kalo saya tulis status : "Aku lagi bete". Untuk temen dari Jawa yang baca saya yakin ga ada masalah dengan itu, soalnya mereka sehari-hari pake "aku - kamu" dalam percakapannya. Tapi mungkin untuk beberapa temen dari Jakarta, penggunaan kata "Aku" bisa dibilang sok jaim, terlalu sopan untuk bercakap dengan teman akrab.

Contoh lebih kongkrit lagi, adalah saya yang biasanya makan di warteg, trus suatu ketika di trakti makan di KFC, atau Pizza, atau di Solaria, dan setelahnya saya sakit perut plus diare.. -______-

No comments:

Post a Comment