Tuesday, April 5, 2011

Kamis, 10 Desember 1959

#Intro : Baru aja mulai baca beberapa halaman buku SOE HOK GIE : Catatan Seorang Demonstran. Langsung shock ketika baca tulisan ini.

Kamis, 10 Desember 1959
Siang tadi ketika memomong kera, aku bertemu dengan seorang (bukan pengemis) yang tengah memakan kulit mangga. Rupanya ia kelaparan. Inilah gejala yang mulai nampak di ibukota. Dan kuberikan Rp. 2.50 dari uangku. Uangku hanya Rp. 2.50 waktu itu (Rp. 15 uang cadanganku).
Ya, dua kilometer dari pemakan kulit "paduka" kita mungkin lagi tertawa-tawa, makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik. Dan kalau melihat gejala pemakan kulit itu, alangkah bangganya hatiku. "Kita, generasi kita, ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua, seperti Iskak, Djodi, Dahjar, dan Ibnu Sutowo (nama pejabat tinggi -red). Kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia."
Yang berkuasa sekarang adalah orang-orang yang dibesarkan di zaman Hindia Belanda almarhum. Mereka adalah pejuang-pejuang kemerdekaan yang gigih. Lihatlah Sukarno, Hatta, Sjahrir, Ali, dan sebagainya. Tapi kini mereka telah menghianati apa yang diperjuangkan. Sukarno telah berhianat terhadap kemerdekaan. Yamin telah memalsukan (atau masih dalam zaman romantik) sejarah Indonesia. Hatta tak berani menyatakan kebenaran (walau kadang-kadang ia menyatakan). Dan rakyat makin lama makin menderita. "Aku besertamu, orang-orang yang malang". 
Indonesia sekarang turun, dan selama tantangan sejarah belum dapat dijawabnya, ia akan hancur. "Tanahku yang malang". Harga barang membubung, semua makin payah. Gerombolan menteror. Tentara menteror. Semua menjadi teror.
Siapakah yang bertanggung jawab atas hal ini? Mereka generasi tua : Sukarno, Ali Iskak, Lie Kiat Teng, Ong Eng Die, semuanya pemimpin-pemimpin yang harus ditembak di lapangan banteng. Cuma pada kebenaran masih kita harapkan. Dan radio masih berteriak-teriak menyebarkan kebohongan. Kebenaran cuma ada di langit dan dunia hanyalah palsu, palsu.

Kalo ga salah, Hok-Gie lahir 17 Desember 1942. Bayangin, dia baru berumur tujuh belas tahun ketika nulis ini!!!

No comments:

Post a Comment