Monday, April 18, 2011

Tempel Tandatangan

1 comments
Nah, mulai sekarang tiap posting akan ada tanda tangan gue di samping kanan bawah post. ;)

Sunday, April 17, 2011

Monday, April 11, 2011

Wanita (Menurut Malaikat baiknya Zafran)

0 comments
Wanita adalah ciptaan terindah yang akan selalu hadir dalam setiap embusan nafasmu, dalam setiap butir embun di pagi hari.

Dan wanita, ia seperti matahari, kamu akan melihat pantulan sinarnya di embun pagi yang akan menandai baik dan buruknya kamu di awal hari. Baik buruknya kamu di dunia ini.

Seperti sebuah embun, dia akan memudar seiring datangnya siang, seiring angin dan daun hijau yang membawanya jatuh ke tanah.

Tapi biarpun dia hilang, kamu akan melihat lagi embun itu esok pagi, dan seterusnya…
Dia ‘kan mencintaimu seterusnya bila kamu mencintainya untuk untuk seterusnya, untuk seterusnya. 

(Malaikat baiknya Zafran, 5 cm)


Sunday, April 10, 2011

Yellow Shoes = Geek

0 comments
Sepatu gue rusak, Diadora putih, umurnya udah tiga tahun, eh belum ding, ya dua tahun something lah kira-kira. Sepatu serba guna kalo gue bilang. Buat jalan hayuuk, buat nongkrong ga pernah protes, buat maen futsal pun oke aja. Iya lah secara itu sepatu satu-satunya selain sepatu pantopel gue.. haha..

Kejadiannya hari sabtu, dua minggu kemarin. TKP-nya di lapangan futsal pinggir kali Ciliwung. Tersangkanya gue, di bantu teammate futsal gue pastinya, sementara timnya gue namain Pancoran Fogging FC. Gara-garanya tetep maen meski lagi ujan, walhasil sepatunya ngambek mangap sana-sini. Udah dilem sekarang, tapi gue tetep merasa perlu beli sepatu "khusus" futsal. Nanti gue jelaskan kenapa perlu penekanan pada kata "khusus". ;)

Next day, langsung deh hunting cari sepatu ke Blokemol (Blok M Mall, maksudnya). Kriteria utama : MURAH!!! (harap maklum -.- ).

Toko tujuan pertama Sport Stations, liat sepatu Nike, keren, seri paling murah sekitar 400an rebu. Lotto, seri lupa, 340rebu. Adidas paling murah harganya juga sekitar segitu, 400an rebu. Kesimpulannya GA ADA YANG MURAH di toko ini.. (_ __!)

Toko kedua, Matahari. Naah.. disini nih nemu sepatu merek League. Gue suka bukan karena modelnya yang keren atau beratnya yang enteng, tak lain tak bukan adalah karena League produk dalam negeri. Gini-gini gue juga nasionalis. (dalam negeri = murah, KLOP!).

Gue pilih warna kuning, ya kuning, masih belum jelas juga? KUNING!. Biarin dah kalian kata norak, tapi ini adalah alasan kenapa gue tekankan kata "khusus" di atas tadi. Kenapa kuning, karena dengan gue pilih sepatu futsal warna kuning, ga bakal gue berani pake itu sepatu kalo lagi jalan, even gue nge-date sama kucing pun ga bakal gue pake! Jadinya kan itu sepatu emang khusus buat futsal, ga bukan buat jalan, dan sebagainya. Hharapannya sih biar lebih awet gitu. Awet = Hemat bebzz... :p

Ini penampakan sepatu kuning League gue. (awas silauuu!)



By the way busway, kalo jalan, gue masih pake Diadora putih dengan bekas lem di samping kanan-kiri. ah rebel abisss! Oiya satu lagi, tentang judul Yellow shoes = Geek, sebenernya ga ada hubungannya juga sepatu kuning sama Geek, ngasal aja itu judulnya.. :p


Friday, April 8, 2011

Jin Belel wal Rebel

0 comments
Pertama-pertama gue akan cerita bagaimana makhluk satu ini ikut gue..
Alkisah, waktu itu gue kelas 1 Sekolah Menengah, lagi bongkar-bongkar lemari.bokap waktu nemu ini makhluk. Seekor Jin biru Levi's 502 Original. Dulu piaraan bokap gue jaman ABG. Gila gue bilang, umur jin-nya lebih tua dari umur gue!
Dulu mungkin waktu bokap gue beli bentuknya kira-kira seperti di bawah ini nih..


Makhluk ini masih seharga Empat puluh ribu rupiah jaman itu, tahun 80an lah, sekarang harganya sekitar Empat ratus ribu rupiah!!! yang Ori lho yaa, kalo yang made in poncol pasar Senen sih tetep empat puluh ribu.. ;p

Singkat cerita, langsung deh  jin ini jadi temen favorit gue kemana-mana, kecuali kalo lagi mandi, ya iya lah ngapain juga gue mandi pake ditemenin jin, mending kalo jinnya cewe'.. ;D

Nah saking seringnya gue pake, lama-lama makin tipis aja rambut si jin. (maksud gue, bahannya). Serta merta rambutnya juga udah mulai beruban jadi keputih-putihan (bukan keputihan! ;p) dan mulai rontok satu-satu. 

Paling kentara di bagian dengkul, makin tipis lama-lama bolong. Ditambah dengan keisengan tangan gue juga berandil memperbesar bolongan dan robekan didengkul itu jadi makin lebar, lebar, dan lebar.
Dan sekarang begini nih wujud terakhirnya.


Rebel abisss... Nyokap pernah bilang ke buat buang ini makhluk, udah gue buang eh balik-balik lagi juga. Udah pernah di buang di kutub utara pun malemnya dia udah ada di kamar gue lagi... ck..ckkc.kk.. bo'ong banget gue.. :D

Tapi beneran, sayang banget mau buang nya. Apa lagi gue sekarang di Jakarta dan bonyok di kampung sana, jadilah makhluk ini pengobat kangen gue ke mereka.. hiks.. #mewek #halah #haha.

Wednesday, April 6, 2011

Gegar Budaya

0 comments
Saya menyebutnya gegar budaya, ketika saya kesulitan menggunakan kata ganti orang pertama dalam percakapan sehari-hari.

Aku vs Gue
Ya, bingung bilamana saya harus menggunakan kata "Aku" atau "Gue" dalam berinteraksi dengan temen. Untuk percakapan langsung sih praktis ga ada masalah, soalnya saya tau persis siapa yang saya ajak bicara.

Kalau ngobrol dengan temen dari Jakarta ya otomatis saya pake "elu - gue". Nah kalau saya ngobrol dengan temen yang dari jawa ga mungkin juga pake "elu - gue", kesannya sok jadi anak Jakarte bener. hehe.. Saya pasti pakai "aku - kamu" untuk kata ganti orang pertama - kedua yang lazim digunakan oleh meraka.

Gegar budaya ini baru berasa ketika saya berinteraksi dengan temen-temen di situs social network seperti Facebook misalnya, karena disitu sedikitnya ada dua kelompok temen yang berbeda di sini, dari Jawa dan Jakarta.

Oke, contoh kongkritnya ketika saya tulis status di facebook : "Gue lagi bete". Untuk temen dari jakarta sih ya ga ada masalah, soalnya emang sehari-hari mereka juga pake "elu - gue" dalam percakapannya. Tapi kalo status itu dibaca temen dari Jawa mungkin saja saya dikira sok Jakarte.. hehe..

Nah sekarang kalo saya tulis status : "Aku lagi bete". Untuk temen dari Jawa yang baca saya yakin ga ada masalah dengan itu, soalnya mereka sehari-hari pake "aku - kamu" dalam percakapannya. Tapi mungkin untuk beberapa temen dari Jakarta, penggunaan kata "Aku" bisa dibilang sok jaim, terlalu sopan untuk bercakap dengan teman akrab.

Contoh lebih kongkrit lagi, adalah saya yang biasanya makan di warteg, trus suatu ketika di trakti makan di KFC, atau Pizza, atau di Solaria, dan setelahnya saya sakit perut plus diare.. -______-

Tuesday, April 5, 2011

I am a Geek. ;)

3 comments
Geek, dari wikipedia dapat didefinisikan sebagai. 
A person who is interested in technology, especially computing and new media. Geeks are adept with computers, and use the term hacker in a positive way, though not all are hackers themselves.

Nah kalo di Ilmukomputer.com di jelasin lagi, 
Seorang Geek biasanya sulit beradaptasi dengan dunia luar. Karena tiap harinya hanya berkutat pada dunia komputer. Sedikit ada kesamaan dengan Hacker. Perbedaan yang paling mencolok dari Geek adalah tidak selamanya ia mengenal baik celah keamanan pada komputer. Jadi seorang Geek bukan berarti Hacker. Ilmu komputer tidak sedang mengangkat definisi melalui pengalaman pribadi. Namun, itulah definisi Geek yang tengah berkembang belakangan.

Mungkin yang lebih pas buat gue adalah definisi dari wordnet30 
Geek : a person with an unusual or odd personality

Definisi diatas hampir mirip dengan pengertian Geek dari kamus Webster
Geek : pribadi yang ‘berbeda’ dari sekitarnya, memiliki kegemaran terhadap satu hal atau lebih, terutama yang memiliki level intelektual sangat tinggi. (yang di coret ga masuk di gue. hehe)

Dari definisi-definisi Geek diatas, gue mendefinisikan diri sebagai geek, karena 3 alasan :
  • pertama : Bukan karena gw jago komputer, cuma emang rasanya ada yang aneh aja sehari tanpa komputer dan internet.
  • kedua : Meski ga aneh-aneh banget, tapi gue ga suka yang mainstream, dalam banyak hal, gue ga suka yang disukai kebanyakan orang.
  • ketiga : Gue suka banget sama sesuatu hal yang kelihatan intelek. jadi kutu buku, pengamat politik, dll. haha.. becanda gue di poin ini. ;p

Kamis, 10 Desember 1959

0 comments
#Intro : Baru aja mulai baca beberapa halaman buku SOE HOK GIE : Catatan Seorang Demonstran. Langsung shock ketika baca tulisan ini.

Kamis, 10 Desember 1959
Siang tadi ketika memomong kera, aku bertemu dengan seorang (bukan pengemis) yang tengah memakan kulit mangga. Rupanya ia kelaparan. Inilah gejala yang mulai nampak di ibukota. Dan kuberikan Rp. 2.50 dari uangku. Uangku hanya Rp. 2.50 waktu itu (Rp. 15 uang cadanganku).
Ya, dua kilometer dari pemakan kulit "paduka" kita mungkin lagi tertawa-tawa, makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik. Dan kalau melihat gejala pemakan kulit itu, alangkah bangganya hatiku. "Kita, generasi kita, ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua, seperti Iskak, Djodi, Dahjar, dan Ibnu Sutowo (nama pejabat tinggi -red). Kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia."
Yang berkuasa sekarang adalah orang-orang yang dibesarkan di zaman Hindia Belanda almarhum. Mereka adalah pejuang-pejuang kemerdekaan yang gigih. Lihatlah Sukarno, Hatta, Sjahrir, Ali, dan sebagainya. Tapi kini mereka telah menghianati apa yang diperjuangkan. Sukarno telah berhianat terhadap kemerdekaan. Yamin telah memalsukan (atau masih dalam zaman romantik) sejarah Indonesia. Hatta tak berani menyatakan kebenaran (walau kadang-kadang ia menyatakan). Dan rakyat makin lama makin menderita. "Aku besertamu, orang-orang yang malang". 
Indonesia sekarang turun, dan selama tantangan sejarah belum dapat dijawabnya, ia akan hancur. "Tanahku yang malang". Harga barang membubung, semua makin payah. Gerombolan menteror. Tentara menteror. Semua menjadi teror.
Siapakah yang bertanggung jawab atas hal ini? Mereka generasi tua : Sukarno, Ali Iskak, Lie Kiat Teng, Ong Eng Die, semuanya pemimpin-pemimpin yang harus ditembak di lapangan banteng. Cuma pada kebenaran masih kita harapkan. Dan radio masih berteriak-teriak menyebarkan kebohongan. Kebenaran cuma ada di langit dan dunia hanyalah palsu, palsu.

Kalo ga salah, Hok-Gie lahir 17 Desember 1942. Bayangin, dia baru berumur tujuh belas tahun ketika nulis ini!!!