Friday, November 4, 2011

Komodo "The Real Wonder"

Lagi rame-ramenya nih kampanye promosi "vote komodo" untuk menang di new 7 wonder, pada nge vote ga? gue sendiri memilih untuk ga ikut vote. Kenapa? karena :

Pertama
Ga jelas siapa yang bikin, bahkan di website resminya cuma di cantumin nama foundernya mister  Bernard Weber, dan nama organisasinya NewOpenWorld Corporation tanpa kontak alamat, tanpa no telfon, tanpa email resmi.  helloo?

Kedua
Ga jelas arahnya kemana, oke taruh misal Komodo kepilih jadi salah satu new7wonder, trus abis itu apa? ada ga program- program dari new7wonder yang mendukung pengembangan Pulau Komodo? yang gue tau sih ga ada!

Lalu sekarang apa artinya kampanye, kirim vote, kalo cuma gitu aja? yang untung siapa coba? biar Komodo makin terkenal? apa artinya dikenal kalo kita lupa melestarikan? :D

Jadi menurut gue lebih penting melestarikannya daripada membuatnya terkenal.
Gimana cara melestarikannya? ya pemerintah sebagai focal point harus bener-bener berkomitmen untuk ini. Kenapa pemerintah?  karena UNESCO mewajibkan PERAN AKTIF PEMERINTAH NEGARA TERKAIT untuk sesuatu bisa jadi situs warisan dunia, dan yang ngusulin pun emang harus pemerintah.

Ketiga
Ga jelas gimana penghitungan votenya. Di website new7wonder ga ada tuh jumlah vote yang masuk ke masing-masing tempat yang dinominasiin. Ga transparan gitu.

Sebagai perbandingan UNESCO dalam menentukan situs warisan dunia akan mengunjungi, mengevaluasi, baru kemudian akan diputuskan akan diberikan status warisan dunia apa tidak, tentunya dengan  bermacam pertimbagan dan memang butuh waktu lama bertahun tahun dan yang pasti akuntabel. Prosesnya juga transparan, bisa diikuti di website UNESCO.


Faktanya, tanpa ikutan kampanye New7Wonder, Taman Nasional Komodo udah menjadi Cagar Biosfer sejak 1977 dan Situs Warisan Dunia Alam UNESCO sejak 1991. Nah dengan Taman Nasional Komodo udah jadi warisan dunia UNESCO, kita udah dapet dukungan masyarakat internasional, termasuk dukungan funding tentunya. Dan sudah seharusnya untuk negara dan kita untuk terus menjaganya.

Ada lagi yang menarik nih, sekaligus aneh. Pemerintah kan kemarin lalu menarik diri dari kampanye new7wonder ini, alesannya  karena suruh setor USD 10 juta buat jadi penyelenggara official host. Oleh karena itu lalu pemerintah bikin kampanye tandingan  "KOMODO The Real Wonder" Gue setuju tuh! Gila bayangin aja bayar USD 10 juta, mending buat kampanye sendiri dan bikin program buat pelestarian. Nah yang bikin aneh, sejak pak JK jadi duta Komodo malah sekarang gencar lagi kampanye buat  new7wonder, aneh kan yes? :D

IMHO, kita udah ga perlu buang energi untuk ribut-ribut masalah juara new7wonder, toh nyatanya Taman Nasional Komodo sudah punya dua status Internasional (yang tadi udah gue sebutin di atas). Sekarang lebih baik fokus untuk mengurusi, memperbaiki dan mempertahankan  yang sudah ada. Yang diperlukan adalah managemen yang efektif, baik dari segi promosi, fasilitas pendukung, dan pengelolaannya.

Masalah yang dihadapi Taman Nasional Komodo mungkin ga jauh beda sama taman nasional lain, seperti kemiskinan masyarakat sekitar situs, rendahnya pendidikan masyarakat sekitar situs, kesejahteraan staf pengelola yang kurang memadai, sampah, dan pembangunan fasilitas wisata tidak memadai. Untuk  menyelesaikan masalah ini nih seharusnya energi kita dipake. ;)

Saat ini Indonesia memiliki tujuh (7) situs warisan dunia alam dan budaya UNESCO. Paling banyak di Asia Tenggara. Situs Warisan dunia budaya mencakup Candi Borobudur dan Prambanan (disematkan tahun 1991), dan situs Sangiran (status diberikan tahun 1996). Untuk situs Warisan dunia alam, Indonesia memiliki Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon (kedua didapat tahun 1991), Taman Nasional Lorentz (1996), dan cluster Tropical Rainforest Heritage of Sumatra yang meliputi 3 taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang didapat pada 2004.

Lalu, apa hubungan New7Wonder dengan Situs Warisan Dunia UNESCO? Nothing! Sama sekali ga ada hubungan. Keduanya adalah entitas yang berbeda.

No comments:

Post a Comment