Sunday, December 29, 2013

Cerita Pejalan : Dieng #2

Candi Arjuna
Setelah lama ngga update blog ini, saya ingin mempersembahkan catatan perjalanan saya ke Dieng tempo hari bersama kawan-kawan Embackpacker. heuhue.. Meskipun sebelum ini saya pernah ke Dieng, tetapi kalo bareng rombongan dengan tingkat absurditas tinggi ya baru kali ini.. :))

Niat awal kita mau ke Bromo pas bulan Oktober. Rencana sudah disusun rapi, tapi batal karena beberapa temen ada urusan kantor sehingga mereka ngga bisa ikut. Oke, Bromo ditunda. lalu kemudian tercetuslah Dieng sebagai tujuan pengganti.

Kenapa Dieng?
Pertama : Jaraknya ngga terlalu jauh dari Jakarta, jadi bisa kesana pas weekend tanpa mesti ambil cuti. kebayang kan gimana susahnya nyamain waktu cuti kawan-kawan yang beda kantor?
Kedua   : Biayanya relatif murah. Penting nih :P!!
FYI, kita ngga pake agen wisata, semuanya diurus sendiri dari sewa mobil, makan, sewa homestay, nyusun itinenary, dll.

Kita sewa mobil ELF (Bukan Ever Lasting Friends Ya :P) yang diisi 10 orang. Berangkat dari Jakarta jam 22.00 dengan rute Jakarta - Pantura - Weleri - Parakan - Wonosobo - Dieng. Perkiraan perjalanan memakan waktu 12 jam, jadi diharapkan sebelum Dzuhur kita udah sampai di Dieng terus bisa muter-muter beberapa objek wisata dulu baru kemudian istirahat di homestay.

Pada kenyataannya manusia memang hanya bisa berencana, Tuhan-lah yang memutuskan, Halah! Perjalanan Jakarta - Dieng molor sampai 17 jam. Kita terjebak macet di beberapa tempat. Banyak proyek perbaikan jalan di pantura ditambah jalanan yang lebih ramai dari biasanya karena bertepatan dengan awal libur sekolah. Alhasil, kita baru sampai Dieng jam 4 sore dan HUJAN!!! Gimana ga kacau tuh jadwal yang udah disusun?


Hari Pertama
Komplek Candi Arjuna + Museum Kaliasa
Komplek Candi Arjuna
Meskipun udah sore dan gerimis, kita paksain juga tuh keliling Kompleks Candi Arjuna, candi Hindu tertua di Pulau Jawa. Di kawasan ini terdapat Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra yang berdiri berjejer. Selain candi-candi tersebut juga ada Candi Bima, Candi Gatotkaca, dan Candi Dwarawati di sekeliling 4 candi utama.

Kepalang basah di candi, sekalian nyeberang jalan ke Museum Kaliasa. Museum ini terdapat di seberang pintu masuk Candi Arjuna. Disini ada dua bangunan, bangunan pertama berbentuk pendopo untuk menyimpan fragmen candi-candi dan bangunan kedua menceritakan Dieng secara keseluruhan, mulai dari sosial budaya masyarakat, hasil pertanian, kondisi alam, pariwisata, dll. Disini juga kita bisa melihat film tentang Dieng Plateau yang berdurasi 10 menit. Lupa foto-foto di museum.. heuheuheu..

Ada kejadian tak terduga nih di kawasan candi, ketika temen lagi nawar jas ujan di salah satu toko, saya baru sadar bahwa pemilik toko itu ternyata juga pemilik homestay yang akan kita tempati nanti. Nama toko dan homestay-nya sama, Edelweis.

Setelah basa-basi sambil makan mie ongklok dan beli oleh-oleh di toko Edelweis-nya Bu Siti, kita dianter ke homestay. Akhirnya bisa istirahat dan ngelurusin badan :P. Saya ga mandi, water heater cuma nyala sebentar padahal menjelang maghrib suhunya 15 'C dan di luar (masih) hujan. Brrrr. Untung disediain tungku perapian, lumayan buat angetin kaki.

Malam di sini lembab banget. Napak lantai udah kaya nginjek balok es, karpet jadi berasa basah, begitupun bantal, dan selimut. Jaket tebel mutlak dibawa, kalo perlu bawa matras + sleeping bag + Kaos tangan. :))

Hari Kedua.
Puncak Sikunir
Jam 03.00 diluar hujan udah berhenti. Kita mau ke Bukit Sikunir liat sunrise dianter suaminya Ibu Siti, namanya saya lupa (Giliran nama bapaknya lupa :P) . Ketika semua udah siap menjelang berangkat, gerimis turun. (koor: "yaaaah.....") Tapi saya bilang ke bapaknya, "Pak, anterin kita kesana. Kalau nanti sampai sana cuaca ga memungkinkan, kita balik lagi ke homestay, biar kita ga penasaran udah jauh-jauh dari Jakarta". (ciye-ciye leader sejati, mengambil keputusan disaat-saat sulit :P) heuheuehue.. Untung sampai sana cuaca memungkinkan untuk naik ke Sikunir, meskipun ga bakal dapet sunrise juga secara kabut turun tebel banget.. nget.. nget... Ah gapapalah yang penting sampe puncak dulu..

Puncak Bukit Sikunir

Turun dari Sikunir, liat telaga Cebongan di depan mata, ya wajib disempetin mampir. Jeprat-jepret bentar trus mesti buru-buru cabut ke objek selanjutnya. Waktu mepet euy..


Telaga Cebongan


Telaga Warna + Telaga Pangilon + Goa-Goa
Jam 7 kita udah nyampe sini. Dikawasan ini kita bisa lihat Telaga Warna dengan warna kehijauan yang merupakan pantulan belerang dari di dasar telaga.

Telaga Warna
Disebelah Telaga Warna ada Telaga Pangilon, walaupun berdekatan kedua telaga ini mempunyai karakteristik yang berbeda. Telaga Pangilon ini tidak mengandung belerang seperti Telaga Warna. Karena air dari telaga ini mampu memantulkan pemandangan sekelilingya layaknya kaca makanya telaga ini di beri nama ‘Pangilon’ yang berarti cermin/kaca.

Telaga Pangilon

Dikawasan telaga ini juga ada beberapa goa, ngga sulit untuk menelusurinya karena terdapat jalur paving yang melewati goa-goa yang ada seperti Goa Semar, Goa Sumur, Goa Jaran, Goa Batu Tulis dan Goa Pengantin.

Jalan menuju Goa dan Telaga Pangilon
Patung Gajah Mada

Setelah muter-muter, kita sarapan di salah satu warung di kawasan parkir Telaga Warna. Harga makanannya terjangkau, menunya sederhana tapi enak.

Kawah Sikidang
Objek terakhir nih yang dikunjungi. Lokasi kawah ini ngga jauh dari Telaga Warna maupun Komplek Candi Arjuna. Kita langsung menuju bibir kawah yang menggelegak dan mengeluarkan bau khas belerang yang menyengat. Kalo ngga tahan sama baunya bisa beli masker yang dijajakan seharga Rp. 2000.- Disini juga ada pusat oleh-oleh dan cinderamata khas Dieng. Di Kawah Sikidang kita ngga lama, mesti ke homestay untuk packing dan segera balik ke Jakarta.

Kawah Sikidang
Kawah Sikidang
Kepunden Kawah Sikidang

Jam 10.00 kita cabut dari homestay. Perjalanan pulang ke Jakarta ngga lewat jalur Wonosobo. Kita ambil jalur lewat Wanayasa - Wiradesa - Pantura - Jakarta. Katanya jalur ini lebih pendek 4 jam daripada mesti muter lewat Wonosobo - Parakan - Weleri. Jalannya lumayan bagus meski ngga bisa dikatakan mulus. Meskipun demikian, lagi-lagi karena macet di pantura, tetep aja sampai Jakarta jam 2.30 dini hari dan itu berarti kita harus membayar biaya 4 jam overtime sewa ELF. heuheuheu..



Rincian biaya :
1. Sewa Elf  : 7oo.ooo x 2 hari = 1.4oo.ooo
2. Bensin dan Tol : 7oo.ooo
3. Makan : 2o.ooo/makan/orang = (2o.ooo x 3) x 2 hari x 10 orang = 1.2oo.ooo
4. Homestay : 5oo.ooo
5. Tiket Masuk Kawasan Dieng : 2.ooo/orang = 2.ooo x 10 orang = 2o.ooo
6. Tiket Masuk Objek Kawah Sikidang & Candi : 2o.ooo/orang = 2o.ooo x 10 orang = 2oo.ooo
7. Tiket Masuk Museum Kaliasa = 5.ooo/orang = 5.ooo x 10 = 5o.ooo
7. Tiket Masuk Telaga Warna : 4.ooo/orang = 4.ooo x  10 orang = 4o.ooo
8. Tiket Masuk Sikunir : 3.ooo/orang = 3.ooo x 10 = 3o.ooo
9. Tips Sopir = 2oo.ooo
10. Biaya 4 jam overtime sewa elf = 28o.ooo

Biaya Total : Rp. 4.67o.ooo,-
Biaya perorang : Rp. 467.ooo,-

nb : Makasi banyak Santhi Rindu yang udah bantu rapihin tulisannya.. :)))

2 comments:

  1. lha nyang tulisan biru noh ngga di apus mas bro wkwkwk... >.<
    keren-keren....:)
    jadi kapan mau bayar yang sewumangatus dollar itu?

    ReplyDelete